Friday, November 12, 2010

JOJO

Jojo memang ga pinter-pinter banget.
Dia termasuk anak yang perlu lebih banyak latihan menulis, membaca, dan berhitung, supaya ga ketinggalan dari anak-anak lain.
Tapi sebenarnya dia smart.

Jojo memang selalu butuh bantuan ekstra waktu anak-anak membuat "craft".
Tapi bukan karena dia malas, melainkan karena kemampuan motorik halusnya kurang baik.

Jojo memang harus selalu diingatkan untuk:
  • Makan pelan-pelan (Yang di mulut dihabiskan dulu, Jo. Coba lihat mejanya Jojo, makanannya jadi tumpah-tumpah semua.)
  • Pakai sendok dan garpu dengan benar (Jojo, use your spoon and fork properly please...)
  • Tetap fokus sama pelajaran (Jojo, Miss Lyan is here. Look at me, Jojo.)
  • Menulis dengan rapi (Jojo, lihat garisnya. Tulisannya ga besar-besar lho ya.)
  • Mewarnai tetap di dalam garis (Color nicely, Jojo...)

Semua hal 'istimewa' yang ada dalam diri Jojo, membuat beberapa anak di kelas memilih untuk ga bermain sama Jojo.

Sampai satu saat aku menemukan ada yang ga beres di antara anak-anak.

Waktu itu adalah waktunya anak-anak main di playground.
Climbing wall, sliding board, seesaw, bicycling area...semua dipenuhin anak-anak.

Beberapa anak berlarian, termasuk Jojo.
Sepertinya mereka main kejar-kejaran.
Aku melihat anak-anak itu berlari menjauhi Jojo.
Jojo berusaha menangkap mereka.
"Ooo...Jojo yang 'jadi', yang lainnya yang dikejar..." pikirku saat itu.

Tiba-tiba aku mendapati sesuatu yang aneh terjadi.
Mereka tidak bermain kejar-kejaran.
Jojo bukan orang yang 'jadi'.
Anak-anak berlari bukan karena takut kena giliran 'jadi'.
Aku semakin penasaran ketika melihat anak-anak itu berlarian dari arah toilet anak.
Aku panggil salah satu dari antara mereka.

"What are you doing there, Nathan?"
"Mmm...nothing."
"Are you sure?"
"Yes."
"Ok, you may go."

Aku ga yakin.
Aku panggil anak lain.

"Bubby, what are you doing there?"
"Mmm...Jojo, Miss."
"Ya, what's a matter with Jojo?""
"Mmmm....Mmmm...."
"I'm asking. Answer me."
"Kenken said, 'Put Jojo in the toilet', Miss."
"So, did you all do it?"
"But Kenken said, Miss."

Aku marah besar.
Tapi aku masih menahan diri.
Aku mengamati semua yang terjadi, mengumpulkan semua fakta yang terlihat, hingga akhirnya aku menemukan kebenarannya.

Ya, Jojo sudah menjadi korban bullying beberapa anak di kelas.
Anak-anak itu menjadikan Jojo sebagai sosok yang harus dijauhi.

Aku marah besar.
Aku panggil anak-anak itu dan menghujani mereka dengan ceramah besar-besaran.

Tapi...ada 1 hal yang menarik hatiku saat itu.

Jojo tidak pernah menyimpan dendam akan apa yang teman-temannya lakukan saat itu.
Ia melihat bahwa apa yang teman-temannya itu lakukan adalah karena mereka menyukainya dan ingin bermain dengannya.
Ia tidak menyadari bahwa apa yang dilakukan teman-temannya itu adalah ejekan.
Ia tidak pernah berpikir untuk membalas apa yang teman-temannya itu telah lakukan terhadap dirinya.

Di hari-hari selanjutnya, ia tetap mengajak anak-anak itu melakukan permainan yang sama.
Namun "ceramah besar-besaran" itu membuat beberapa anak memilih untuk ga mengulangi 'permainan' itu.

Aku panggil Jojo.
"Jojo, don't do that game again ya."
"Kenapa, Miss?"
"That's not a good game. Play another game."
"Tapi Jojo suka main kejar-kejaran. Teman-teman juga suka. Jojo yang jadi monsternya. Nanti teman-teman lari semua dari Jojo. Ndak ada yang dekat-dekat Jojo."

Aku hampir menangis saat itu.
Dia bener-bener polos...

That's why I love Jojo so much...





PS. Jojo, Nathan, Bubby, and Kenken are not real name.

3 comments:

Khristian Adivianto A,md. said...

g pernah sekalipun saya bosan mendengar cerita2 ttg anak2mu...it's so colorful!
:)

Lyani said...

Yep!
My life is so colorful because of them...
: )

Anonymous said...

@oki & lyani: iyaah aku juga suka crita2 anak2mu itu tul,,lucu2 bgt mereka :) jieeehhh oki pake titel cuy,,ngeriiii :))

Post a Comment