Tapi aku jatuh cinta sama dia sejak pertama aku melihat dia.
Aku beri nama dia Bruno.
Bruno kesayanganku...
Banyak banget kenangan yang aku laluin sama dia. HP baruku digigit sama dia. Baru beli 2 minggu, digigit sampai berbekas lho. Padahal itu HP idaman yang belinya dengan perjuangan dan pertimbangan. Sampai sekarang HP itu masih kupake. Jadi kalo ngeliat lecetnya, aku langsung ingat Bruno.
Aku selalu coba berikan yang terbaik untuk dia. Waktu dia baru datang, aku belikan mainan, sabun untuk dia mandi, tempat tinggal yang bisa jadi tempat berteduhnya sekaligus, minyak untuk merawat luka-lukanya, susu untuk dia minum. Semakin dia bertambah besar, aku menyisihkan sejumlah gajiku untuk dia, untuk membeli makanannya dan berbagai keperluannya. Aku pastikan dia mendapat makanan yang terbaik. Aku dan Okik mengurusnya bersama-sama.
Sampai saatnya tiba, aku dan Okik menyadari bahwa kami ga mungkin lagi merawat dia. Selain masalah tempat yang ga memadai, kami berdua juga semakin sibuk dengan berbagai aktivitas kami. Akhirnya kami memutuskan agar Bruno sebaiknya dirawat oleh orang lain. Tentunya kami berharap bahwa Bruno akan mendapat tempat yang lebih layak. Waktu itu ga mudah buatku untuk ngelepas Bruno, setelah apa yang kami lalui bersama. Tapi aku ga punya pilihan lain. Aku harus rela ngelepasin dia.
Singkat cerita... terpilihlah 1 keluarga yang kami percaya untuk mengasuh Bruno.
Itu berarti...aku tidak akan pernah lagi melihat Bruno.
Sejak perginya Bruno sampai saat ini aku belum pernah lagi mendengar kabar tentang dia. Aku masih belum bisa melupakan Bruno. Dia masih ada di dalam ruang khusus di hatiku. Kadang, kalo lagi lihat fotonya...air mataku masih suka netes. Senakal apapun dia, aku kangen dia. Aku kangen ngelus-ngelus bulunya yang licin dan mengkilat. Aku kangen liat kenakalannya. Kalau aku jalan ngelewatin tempatnya dulu tinggal, Aku masih suka noleh... ada perasaan, dia masih ada di sana ngelihat aku lewat dan berharap aku akan datang mendekat ke dia. Tapi yah, itu cuman perasaanku. Sesering apapun aku noleh untuk melihat tempat itu, Bruno ga akan muncul lagi. Aku ga akan pernah melihat Bruno lagi.
Setelah dia pergi, baru aku sadar betapa aku sayang sama dia. Tapi waktu yang DIA berikan bagiku untuk bersama dengan Bruno sudah habis. DIA sudah membawa Bruno ke tempat yang lebih baik. Aku merelakannya karena aku menyayanginya.
Aku hanya berharap apa yang baik yang dulu pernah aku berikan untuk Bruno memberi dampak baik bagi kehidupannya saat ini.
Waktuku bersama dengan Bruno sudah habis. Sudah kuberikan semua yang terbaik yang bisa kuberikan. Bila memang sudah saatnya untuk kami berpisah, aku hanya bisa berharap agar ia mendapatkan tempat dan keluarga yang lebih baik. Di dalam hati yang terdalam aku juga berharap agar hatiku tetap dikuatkan untuk bisa menerima kepergiannya dan rela melepaskannya.
2 comments:
jd terharu...T_T
NB: itu paragraf kdua dr bwh g slh ketik ta?
Itu emang salah ngetik.
makasi buat koreksinya ya... : )
Post a Comment