Desember tahun lalu, aku dapat kaktus. Bentuknya unik dan lucu.
Awalnya, aku rawat kaktus ini di dalam kamarku.
Suatu hari, ibu penjaga kos ku ngeliat kaktus ini. Dia langsung jatuh cinta setengah mati. Padahal waktu itu dia belum tau kalau tanaman itu namanya kaktus. Pokoknya dia jatuh cinta aja. Ngeliat dia yang kayaknya jatuh cinta banget sama kaktus itu, akhirnya kuserahkanlah kaktus itu ke tangannya. Awalnya sih agak berat, tapi aku percaya kalau si Ibu bisa jaga kaktus itu lebih baik dari aku. Si Ibu hepiiiiii banget waktu nerima kaktus itu. Dia sediain piring kaca yang bagus, untuk dijadiin alas potnya. Kaktus ini ditaruh di atas meja yang letaknya di sebelah TV. “Jadi tiap hari bisa tak liat, Mbak. Kan tiap hari aku nonton TV. Jadi bisa sambil ndeloki kaktusku,” kata si Ibu. Kaktus ini dia pamerkan dengan bangga ke semua anak-anak kos.
“Iki lho Mbak, aku dikasih Mbak Lyani. Apik yo mbak? Sueneng aku ndeloki!”
Anak-anak kos ketawa ngliat tingkah si Ibu yang hepiiiii banget. Anak-anak kos mengajari si Ibu tentang cara merawat kaktus.
“Itu namanya kaktus, Bu. Enak itu ngrawatnya...ga repot. Ga perlu disiram tiap hari. Sekali seminggu juga cukup,” kata anak kos yang satu.
“Iya ta, mbak? Wah! Apik tenan,” si Ibu makin hepi.
“Nanti di atasnya bisa tumbuh bunga lho, Bu. Tambah apik,” kata anak kos yang lain.
“Lah? Iya ta? Tambah sueneng aku,” si Ibu doble hepi.
“Pokoknya ga repot itu ngrawatnya, Bu,” anak kos lain ikutan nimbrung.
Siang itu, si Ibu seneeeeng banget karena dapat kaktus baru yang cantik. Apalagi, berdasarkan saran anak-anak kos, ngrawatnya ga susah...
Beberapa hari yang lalu... di pagi hari.... aku baru keluar dari kamar mandi... si Ibu lewat di depanku, di tangannya aku ngliat pot kaktus kesayangannya.
“Kenapa, Bu?” tanyaku.
“Mati, mbak...” jawabnya dengan wajah melas.
Si Ibu mendekat dan nunjukin bagian dari kaktus itu yang rusak. Membusuk tepatnya.
“Kok bisa ya mbak? Kan katanya kuat to... Eman mbak...” kata si Ibu sambil menatap kaktus kesayangannya.
“Nek tak potong bagian sininya gimana ya, Mbak? Busuknya tak potong, siapa tau bisa tumbuh lagi,” lanjut si Ibu sambil berjalan menuju dapur dan mengambil pisau.
Yah...sekuat apapun kaktus itu...dia juga harus dirawat kan... Mungkin dia memang ga butuh banyak air, tapi butuh perawatan.
Kejadian ini tiba-tiba mengingatkanku akan hubungan kita dengan orang yang kita kasihi.
Bila pasanganmu nampak seperti kaktus yang kokoh, yang ga membutuhkan banyak air, yang tetap tumbuh dalam kondisi apapun... Dia juga seperti kaktus yang tetap membutuhkan perawatan. Dia tetap membutuhkan kasih sayangmu. Dia tetap ingin kau hubungi, hanya untuk sekedar mengatakan, “hay,” atau “aku sayang kamu...” Dia tetap membutuhkan “air” untuk menjaga agar tidak ada bagian yang membusuk. Dia tetap membutuhkan kehadiranmu.
Pahamilah itu...
Jangan sampai ada bagian yang busuk dan harus dipotong.
Jangan biarkan ia tumbuh menjadi kaktus yang cacat.
0 comments:
Post a Comment