Saya adalah orang bermata minus. Sejak kelas 2 SMP, saya menggunakan kacamata untuk membantu penglihatan saya. Berarti, kurang lebih 11 tahun saya ga pernah lepas dari kacamata. Tapi, 2 tahun belakangan ini, setelah mempertimbangkan banyak hal, saya memutuskan untuk memakai softlens.
Mata kiri saya minus 1,5 dan mata kanan saya minus 1,25. Oleh karena itu, setiap kali membeli softlens, saya harus membeli 2 pak softlens. Satu pak softlens hanya untuk 1 ukuran saja. Itu berarti, saya harus membayar 2 kali lipat. Satu paknya berkisar antara 250 ribuan. Jadi setiap kali membeli softlens, saya harus mengeluarkan kurang lebih 500 ribuan.
Satu minggu yang lalu, karena persediaan softlens sudah habis, saya harus membeli yang baru. Seperti biasa, saya minta dicheck dulu.
Mengejutkan! Ternyata minus mata saya berubah. Mata kiri dan kanan sama-sama minus 1,5. Saya terpaku waktu itu. Bagaimana bisa? Selama 13 tahun saya hidup dengan minus mata yang berbeda. Tiba-tiba saja saya mengetahui kalau ternyata mata kanan saya bertambah parah.
Nah, itu berarti saya tidak lagi membutuhkan 2 pak softlens. Saya hanya membutuhkan 1 pak softlens. Jadi saya hanya mengeluarkan separuh dari sejumlah uang yang sudah saya siapkan.
Hmmm...kalau dipikir-pikir begini jadinya:
MATA SAYA YANG AWALNYA BERBEDA MINUS BERUBAH MENJADI SAMA.
Sisi negatifnya: Kerusakan mata saya bertambah parah dong! Jangan sampai jadi minus 2. :(
Sisi positifnya: Saya mengeluarkan lebih sedikit uang untuk membeli softlens. Separuh dari jumlah yang biasanya saya keluarkan.
KEJADIAN LAIN
Minggu lalu, tanggal 23 Desember 2010, seharusnya saya terbang ke Balikpapan dari Surabaya, karena saya berencana menghabiskan liburan Natal saya di rumah (Bontang). Lima hari sebelum tanggal keberangkatan saya, Okik datang ke Surabaya (Yipiiiee!). Dia menghabiskan waktunya di Surabaya sebelum pulang ke Solo. Kami sangat menikmati 5 hari bersama-sama itu. Yah...setelah 5 bulan ga ketemu kan... :p
Akhirnya, tibalah tanggal keberangkatan saya. Okik mengantar saya ke bandara. Tapi karena kelalaian saya (saya rasa ada kecurangan juga dari pihak penerbangan), saya tidak bisa terbang. Boro-boro terbang...check-in aja ga boleh (Damn!). Setelah sedikit protes sama mbak yang jaga area check-in, saya dipersilahkan mengurus tiket saya ke kantor armada penerbangan. Untung saja, tiket saya tidak hangus. Saya hanya perlu menambah beberapa rupiah, lalu penerbangan saya ditunda sampai keesokan harinya. Jadi, saat itu juga saya sudah memegang tiket up-date di tangan saya.
Akhirnya, saya keluar dari area check-in dan menemui Okik yang masih berdiri di tempat yang sama ketika saya masuk ke dalam.
Setelah saya pikir-pikir, begini situasinya:
SAYA TERLAMBAT NAIK PESAWAT.
Sisi negatifnya: Saya rugi uang. Yang pertama untuk membayar tiket dengan status cancel. Yang kedua untuk membeli oleh-oleh (lagi), karena oleh-oleh yang sudah saya siapkan adalah makanan yang hanya bertahan 2 hari (terhitung sejak hari pembelian).
Sisi positifnya: Saya punya waktu tambahan 1 hari untuk bersama-sama dengan Okik. Yah, untuk pasangan jarak jauh seperti kami, 1 hari itu sangat berharga, hehehe :p
Well...Dua pengalaman tadi mengajarkan saya tentang bagaimana menyikapi situasi dalam hidup yang saya jalani. Yang saya pelajari adalah jangan biarkan situasi yang terjadi mempengaruhi suasana hatimu. Pikiranmu sendirilah yang mempengaruhi suasana hatimu. Setiap situasi yang saya hadapi pasti mempunya sisi positif dan negatif. Kalau saya mengambil sisi negatif dan menghayatinya, pasti saya akan menjalani hari-hari saya dengan perasaan yang kacau, marah, jengkel, dan berbagai perasaan negatif lainnya. Tapi, kalau saya mengambil sisi positif dan menghayatinya dengan sungguh-sungguh, saya akan mampu melihat kebaikan-kebaikan dari setiap situasi yang terjadi dalam hidup saya.
Menerapkan ini memang ga mudah.
Tapi, saya mau belajar.
Pikiran negatif membawa perasaan negatif.
Pikiran positif membawa perasaan positif.
Bagaimana dengan kamu?
1 comments:
guaya thok...!!!
;P
Post a Comment