Jendral Anthony adalah seorang jendral terbaik yang ada di masa itu. Ia memimpin sekelompok pasukan tentara untuk menduduki sebuah wilayah penting dalam perang yang dihadapi negaranya. Lebih dari 5 tahun Jendral Anthony memimpin pasukannya. Ia sangat mengenal setiap tentara yang ia pimpin. Bukan hanya mengenal, tapi ia sangat mengasihi mereka. Ikatan persaudaraan yang terbentuk antara Jendral Anthony dan pasukannya sudah sangat kuat karena proses panjang yang mereka lewati. Bagi pasukannya, Jendral Anthony pun merupakan pemimpin yang terbaik yang mereka pernah miliki.
Namun, perjalanan Jendral Anthony dan pasukan kecilnya ini tidak selalu mulus. Tidak jarang Jendral Anthony menemukan kesulitan untuk memimpin pasukannya. Watak yang keras, karakter yang berbeda-beda, lingkungan yang tidak bersahabat, 'perang' di dalam dirinya, dan berbagai tantangan lainnya, membuat Jendral Anthony beberapa kali terjatuh dan bangun. Yah, sehebat apapun Jendral Anthony, ia tetaplah seorang manusia biasa.
Di satu malam yang dingin dan sepi, Jendral Anthony berlutut di dalam kemahnya. Ia berbicara degan Tuhannya. Ini pembicaraan mereka:
Jendral Anthony: "Tuhan, tidak terasa, wilayah tujuan yang akan kami duduki sudah dekat. Terimakasih untuk kekuatan yang selalu Kau berikan kepada kami, Tuhan."
Tuhan: Ya, anakKu. Aku mengasihimu dan pasukanmu, oleh karena itu Aku selalu menyertai kalian. Tapi anakKu, ada 1 hal yang perlu kamu ketahui.
Jendral Anthony: Apa itu, Tuhan?
Tuhan: Aku tidak mengijinkanmu untuk memimpin pasukanmu memasuki wilayah itu. Pilihlah 1 orang tentara tertangguh yang dapat menggantikanmu. Perjalananmu cukup sampai di sini, anakKu.
Jendral Anthony: Bagaimana itu bisa terjadi, Tuhan? Aku yang selama ini memimpin mereka. Aku yang selama ini menjaga dan mengasihi mereka. Bagaimana mungkin aku menyerahkan pasukan yang kukasihi ini ke tangan orang lain? Bagaimana mungkin aku yang sudah berjuang bertahun-tahun lamanya bersama mereka justru tidak bisa menikmati hasil perjuangan dan kemenanganku? Bagaimana mungkin ini bisa terjadi, Tuhan? Ini tidak adil, Tuhan! Ini tidak adil!
Tuhan: AnakKu, dengarkan penjelasanKu.
Jendral Anthony: Ya, aku mendengarkan, Tuhan.
Tuhan: Aku juga melihat usahamu, anakKu. Aku melihat setiap keringat yang menetes, aku melihat setiap air mata yang mengalir untuk mereka, dan aku mendengar tiap doa yang kau panjatkan untuk mereka. Yah, aku mengetahuinya anakKu. Tapi, aku juga mengetahui kekuatanmu anakKu. Ingat, aku ini Tuhanmu, penciptamu. Aku tahu batas kekuatanmu.
Jendral Anthony: Lalu, Tuhan?
Tuhan: Kau sudah terlalu lelah, anakKu. Sudah terlalu banyak beban yang selama ini kau tanggung. Cukup sampai di sini engkau berjuang. Aku akan tetap menyertai pasukan ini, siapapun pemimpin mereka, hingga mereka berhasil menduduki wilayah itu Dan aku sudah menyiapkan yang terbaik untukmu, anakKu.
Mendengar jawaban itu, Jendral Anthony tidak lagi bertanya tentang ketidakadilan kepada Tuhan. Ia mengerti bahwa Tuhan melakukan hal itu kepadanya karena Tuhan sangat mengasihinya.
2 comments:
ouw...
hello mr.anonymous...
u know what..
this story is inspired by a bible story about Moses. i just change the character in the story.
i got the bible message from a preacher on one sunday morning..
Post a Comment